GAJIPUN DIRAPEL

Hallo, Assalamualaikum wr wb. Semoga temen-temen semua gak bosen baca perjalanan kita selama PTT di daerah 3 T ya 😊

Sekarang kita masih tinggal di mess dokter di Kab. Malinau. Udah 4 hari kita disini. 1 minggu lagi kita mulai ke tempat dinas yang baru, saya ditempatkan di Pustu Tanjung Nanga, suami di RS Bergerak yang berjarak 2,5 jam dari sini.

Pagi ini saya bercerita bersama dr. Sari yang pernah PTT disana. Di Tanjung Nanga daerahnya jauh lebih terpencil, dengan fasilitas listrik yang hanya 6 jam (18.00 - 00.00), sinyal yang hilang timbul (hanya telkomsel), air yang susah, kendaraan apalagi. Semoga kami bisa terus survive.

Kami diberikan rumah dinas bekas puskesmas pembantu yang lama disana. Rumdin dalam keadaan "kosong". Mau gak mau kami harus isi, mulai dari kasur, peralatan dapur, sapu, ember dll. Kemarin kami mulai membeli sedikit demi sedikit peralatan. Lumayan menguras dompet. Harga kasur busa single tipis banget aja Rp. 350.000.

Disini harga barang lebih mahal dibanding di Jakarta. Termasuk bensin yang hanya tersedia eceran di jalan Rp. 10.000/liter (premium).

Dannnnn kabar buruknya (belom apa-apa udah dapet kabar buruk) gaji kami bakal dirapel 2 sampai 3 bulan kedepan.

Awalnya kami ingin membawa alat-alat peralatan rumah tangga yang dapet gratis dari keluarga dan teman-teman sebagai hadiah pernikahan. Tapi apa mau dikata, bawaan kami kesinipun sudah sangat banyak (4 koper besar dan 2 tas ransel) yang sudah melebihi bagasi. Kelebihan bagasi kami harus bayar Rp 37.500/kg nya. Jikalau mau dikirim lewat paket pun juga mahal Rp. 50.000/kg ke daerah Malinau.

Yapppp, kami harus jauh lebih menghemat sampe gaji kami turun. Kalo gak menghemat, ya bisa makan nasi sama garam aja kami disini hehehe.

Sekian ceirta saya di hari ini. Semoga bisa menginspirasi teman-teman semua. Dan semoga semakin banyak teman sejawat yang ingin PTT 😊

dr. Lidya Hapsari