PTT Daerah Terpencil KALTARA Berakhir

Assalammualaikum wr wb

Alhamdulillah setelah 1 tahun 3 bulan saya dan suami mengabdi di daerah 3T, desa Long Loreh, Kab Malinau Selatan, Provinsi Kaltara.
Berakhir sudah perjalanan panjang kami yang dipenuhi suka, duka, kebahagiaan, pengalaman, dan kenangan bersama orang-orang tersayang.

Awalnya saya berkerja di puskesmas pembantu Tanjung Nanga yang berjarak 3 jam dari kota, setelah 2 bulan berkerja, saya ditarik ke puskesmas induk untuk membantu proses akreditasi.

Puskesmas Long Loreh terdiri dari 2 dokter, 1 dokter PNS dan saya (Dokter PTT). Disini kami melakukan pelayanan hingga ke pelosok-pelosok daerah yang jauh lebih terpencil. Pengalaman saya naik ketingting sejenis perahu kecil melewati sungai selama 6 jam perjalanan. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan.

Di desa ini mayoritas masyarakat beragama non Muslim. Tetapi mereka sangat menjunjung tinggi toleransi.
Saat natalan dan tahun baru atau saat ada acara nikahan, kematian serta syukuran. Mereka mengadakan acara makan-makan dan selalu menyediakan makanan untuk orang muslim yang dimasak terpisah dan disajikan oleh orang muslim yang membantu. Agar orang orang muslim yang datang bertamu juga dapat menikmati hidangan mereka.

Suku masyarakat disini suku Dayak dengan berbagai jenis dan bahasanya yang berbeda. Paras mereka putih, dengan mata sipit, seperti orang Thailand atau Cina. Masih ada beberapa masyarakat yang mempunyai telinga panjang ciri orang sana.

Mereka memakan berbagai macam makanan, mulai dari monyet, gukguk, tikus, ular, musang, baboy yang mereka sering sebut di "RW" atau rempah wangi. Jadi jangan tanya RW berapa disini yaa hehehe

Disini juga banyak pendatang dari tanah Toraja. Bahkan sebagian besar yang berkerja di RS atau Puskesmas adalah orang Toraja.

Saat kami akan pulang ke Kota, saya sangat merasa sedih berpisah dengan mereka. Banyak oleh-oleh khas Kalimantan yang mereka berikan. Mulai dari kalung yang terbuat dari tanduk atau taring, tas dayak, gelang. Mereka mengantarkan kami dengan air mata yang mengalir di pipi mereka. Semoga kami dapat berjumpa kembali di lain kesempatan.

Saya sangat bersyukur untuk semua pengalaman yang ada yang tidak bisa saya ceritakan seluruhnya disini. Semoga semakin banyak teman-teman sejawad yang ingin mencoba mengabdi di daerah Terdepan, Terluar dan Terpencil.

Salam dari kami
dr. Lidya Hapsari
dr. Aditya Maulana Ginting

Komentar

Postingan Populer