Keputusan terbesarku tahun ini, menikah dan PTT di daerah 3T

Hallo, Assallamualaikum wr wb, saya dokter Lidya Hapsari. Saya ingin berbagi sedikit pengalaman. Semoga bermanfaat buat kita semua.

Yapppp tahun ini banyak keputusan besar yang saya ambil, salah satunya menikah. Menikah, keputusan yang sangat-sangat besar menurutku. Memilih seseorang yang akan mendampingiku seumur hidup. Berbagi suka dan duka berdua. Menyatukan dua kepala bahkan dua keluarga. Setelah melewati banyak rintangan, cobaan, godaan, akhirnya pada tanggal 13 Januari 2018 kita disatukan dalam ikatan suci pernikahan. Yang insyaAllah dengan niat ingin menyempurnakan ibadah Allah swt dan mengikuti sunnah Rasul. Semoga pahala dan kebahagiaan selalu mengiringi kehidupan kami. Aminn ya Rabb..

Keputusan besar lainnya yang saya ambil adalah memilih PTT bersama suami yang juga seorang dokter di daerah 3T, terdepan, tertinggal dan terluar. Mendengar namanya saja sudah mengerikan bukan? Hehe. Saya juga tidak pernah menyangka. Keluar dari zona nyaman, kehidupan rumah yang serba ada, serba enak, dan memulai kehidupan baru, daerah baru yang tidak kami ketahui sebelumnya. Puskesmas pembantu Tanjung Nangga, Kab. Malinau, Kalimantan Utara, berbatasan dengan negara Malaysia, tempat kerja yang akan saya jalani selama 1 tahun ke depan.

Perjalanan kami mulai dengan perjalanan udara Bandara Sukarno Hatta dengan Batik Air penerbangan pukul 02.45 WIB hingga tiba di bandara International Tarakan pukul 06.20 WITA dengan harga tiket Rp. 800.000/orang. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menggunakan taxi Rp. 65.000 ke Pelabuhan TangKayu, Tarakan dan melanjutkan perjalanan menggunakan speadboath Rp. 250.000/orang dengan waktu tempuh sekitar 3.5 jam. Lama bukan? Sampe tiba di Malinau masih kerasa goyangan lautnya bro. Sungai yang kami tempuh sangat besar, dalam, dan warnanya coklat banget. Oh ya, cuaca saat itu sangat tidak mendukung karna pasca banjir besar yang menenggelamkan beberapa orang. Alhamdulillah kami sampai dengan selamat.

Setibanya di pelabuhan Malinau, kami juga masih disambut dengan tim SAR dan polisi yang masih mencari mayat korban tenggelam yang belom ditemukan.

Kami disambut dengan orang dinkes menggunakan mobil ambulance dan dilanjutkan dengan makan sop tulang yang menurutku enak.

Disini kami menginap beberapa hari di Mess dokter bersama dokter Sari (alumni Unisula, asli Jawa Timur) yang sudah bekerja di Malinau dari tahun 2009. Beliau dokter yang sangat baik. Menyambut kami dengan berbagai macam masakan yang enak. Berbagi pengalaman selama beliau PTT. Suka duka selama menjadi dokter di tempat terpencil. Banyak ilmu yang kami dapat dari beliau. Jazakillah khairan, dok.

Hari pertama kami kelelahan dan istirahat seharian di mess. Hari kedua kami mengurus SIP dan bertemu dengan kepala Dinkes, dr. John yang berasal dari Toraja. Beliau juga merantau ke Malinau setelah dulu sempat menjadi dokter PTT disini. Besok kami akan memulai hari dengan orientasi di RSUD Malinau selama 1 minggu yang akan dilanjutkan ke tempat dinas kami yang baru. 

For your information, tempat kerja kami yang baru masih 2,5 jam lagi disini. Yapppp semakin jauh dan semakin terpencil. Semoga Allah swt meluruskan niat kami untuk mencari ridho Allah dalam berkerja.

Mohon doa dari teman-teman semua. Jazakumullah khairan.

Wassalam wr wb.

dr. Lidya Hapsari

#dokterPTT #daerah3T #TulipIndonesia

Komentar

Postingan Populer